D3-1A
DIYAH WULANDARI (132.0027)
HASAN SUGIARTO (132.0095
MUFIDA OSINIARATIH (132.0059)
NURUL AULIYAH WATI (132.0067)
YUNNEKE VIDYA BHESTARY (132.0091)
HASAN SUGIARTO (132.0095
MUFIDA OSINIARATIH (132.0059)
NURUL AULIYAH WATI (132.0067)
YUNNEKE VIDYA BHESTARY (132.0091)
MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGLIHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungguh luar biasa kuasa Tuhan YME, yang telah menciptakan
makhluk hidup beserta organ tubuh yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk
tersebut, sebut saja manusia dengan memiliki mata yang merupakan organ
pengelihatan yang dapat mendeteksi cahaya, yang dilakukan mata secara
sederhana tidak lain hanyalah mengetahui apakah lingkungan sekitarnya gelap
ataukah terang, mata yang lebih kompleks digunakan untuk pengelihatan
visual.
Dewasa ini banyak sekali gangguan-gangguan yang dapat merusak
mata, kerusakan yang terjadi bisa beragam mulai dari kerusakan yang masih
dapat di obati sampai terjadinya “kebutaan” oleh karna itu, makalah ini
berusaha memaparkan bagian-bagian anatomi dan fisiologi dari mata, juga
bagaimana mekanisme penglihatan pada seseorang dan gangguan apa saja
yang dapat merusak mata, hal-hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting
untuk diketahui khususnya bagi kita yang sekarang ini sedang menempuh
pendidikan khusus dimana suatu saat nanti kita akan dihadapkan dengan anakanak yang memiliki ganguan pada peneglihatannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Anatomi sistem penglihatan
2. Fisiologi penglihatan
3. Cara kerja indra penglihatan
4. Gangguan/Kelainan pada Sistem Penglihatan
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi dan Genetika, yang memiliki
tema berkaitan dengan pancaindra yaitu mata dan pengelihatan yang
selanjutnya dapat kita uraikan dalam makalah ini.
1.4 Manfaat
Terlepas dari tujuan itu sendiri makalah ini di buat dengan manfaat
supaya pengetahuan dan wawasan pembacaumumnya dan khususnya bagi
kami selaku calon pendidik anak berkebutuhan khusus yang akan terjun
dikemudian hari dalam dunia pendidikan anak berkebutuhan khusus
bertambah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Penglihatan
Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm.Panjang gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna merah. Mata memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus difokuskan ke retina ( ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa.
Fotoreseptor bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu sel batang dan sel konus ( kerucut). Reseptor batang berespons terhadap cahaya remang-remang, dan reseptor konus berespons dalam keadaan terang dan mampu membedakan warna merah,hijau, atau biru. Reseptor batang dank onus terdapat di bagian dalam retina, dan cahaya harus berjalan melalui sejumlah lapisan sel untuk mencapai fotoreseptor ini. Setiap fotoreseptor memiliki molekul pigmen visual ( batang: rodopsin; konus: eritrolabe(merah), klorolabe (hijau), sianolabe (biru)); pigmen-pigmen ini menyerap cahaya dan memicu potensial reseptor yang, tidak seperti sistem reseptor lainnya, menyebabkan hiperpolarisasi sel dan bukan depolarisasi.
Lapisan antara permukaan retina dan sel reseptor berisi sejumlah sel yang dapat di deteksi, yaitu sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, dan sel ganglion.Sel ganglion adalah neuron yang bisa mentransmisi impuls ke seluruh sistem saraf pusat (SSP) melalui akson di saraf optikus.Sel-sel ini tereksitasi oleh interneuron bipolar vertical yang terletak diantara sel reseptor dengan sel ganglion. Selain itu, struktur kompleks ini juga memiliki dua kelompok interneuron (sel horizontal dan sel amakrin) yang berfungsi dengan memberikan pengaruhnya secara horizontal, dengan menyebabkan inhibisi lateral pada hubungan-hubungan sinaptik disekitarnya yaitu sel horizontal pada hubungan antara sel resptor dengan sel bipolar, sementara sel amakrin pada hubungan antara sel bipolar dengan sel ganglion.
Penglihatan pada manusia melibatkan deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit dengan panjang gelombang sekitar 400 sampai 750 nm.Panjang gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna biru, dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna merah. Mata memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus difokuskan ke retina ( ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa.
Fotoreseptor bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu sel batang dan sel konus ( kerucut). Reseptor batang berespons terhadap cahaya remang-remang, dan reseptor konus berespons dalam keadaan terang dan mampu membedakan warna merah,hijau, atau biru. Reseptor batang dank onus terdapat di bagian dalam retina, dan cahaya harus berjalan melalui sejumlah lapisan sel untuk mencapai fotoreseptor ini. Setiap fotoreseptor memiliki molekul pigmen visual ( batang: rodopsin; konus: eritrolabe(merah), klorolabe (hijau), sianolabe (biru)); pigmen-pigmen ini menyerap cahaya dan memicu potensial reseptor yang, tidak seperti sistem reseptor lainnya, menyebabkan hiperpolarisasi sel dan bukan depolarisasi.
Lapisan antara permukaan retina dan sel reseptor berisi sejumlah sel yang dapat di deteksi, yaitu sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, dan sel ganglion.Sel ganglion adalah neuron yang bisa mentransmisi impuls ke seluruh sistem saraf pusat (SSP) melalui akson di saraf optikus.Sel-sel ini tereksitasi oleh interneuron bipolar vertical yang terletak diantara sel reseptor dengan sel ganglion. Selain itu, struktur kompleks ini juga memiliki dua kelompok interneuron (sel horizontal dan sel amakrin) yang berfungsi dengan memberikan pengaruhnya secara horizontal, dengan menyebabkan inhibisi lateral pada hubungan-hubungan sinaptik disekitarnya yaitu sel horizontal pada hubungan antara sel resptor dengan sel bipolar, sementara sel amakrin pada hubungan antara sel bipolar dengan sel ganglion.
Setiap mata mengandung sekitar 126 juta fotoreseptor ( 120 juta reseptor batang
dan 6 juta reseptor konus) dan hanya 1,5 juta sel ganglion. Ini berarti bahwa
terdapat sejumlah besar konvergensi dari reseptor dan sel bipolar menjadi sel
ganglion, tetapi hal ini tidak terjadi secara seragam di kedua sisi retina. Pada
bagian perifer retina, terdapat banyak sekali konvergensi, tetapi, pada daerah
dengan ketajaman visual terbesar ( fovea sentralis ), terdapat hubungan 1:1:1
antara sel reseptor konus tunggal, sel bipolar tunggal, dan sel ganglion tunggal.
Daerah fovea memiliki banyak sekali reseptor konus dan sangat sedikit reseptor
batang, sedang distribusi reseptor batang dank onus didaerah lain retina lebih
merata.
Setiap sel ganglion berespons terhadap perubahan intensitas cahaya dalam daerah
retina yang terbatas, dan bukan terhadap stimulus cahaya yang statis.Area terbatas
ini disebut lapang pandang reseptif sel dan berhubungan dengan kelompok
fotoreseptor yang bersinaps dengan sel ganglion tertentu.Sel ganglion biasanya
aktif secara spontan. Sekitar setengah dari sel ganglion retina akan berespons
terhadap penurunan peletupan (firing) impulsnya jika bagian perifer lapang
pandang reseptifnya di stimulus oleh cahaya, dan meningkatkan laju peletupannya
jika pusat lapang pandang reseptif terkena cahaya (sel pusat-ON) setengah lainnya
dari sel ganglion retina akan meningkatkan laju peletupannya jika bagian perifer
terkena cahaya akan mengurangi laju peletupannya jika reseptor pusat terstimulasi
(sel pusat-OFF). Hal ini memungkinkan keluaran retina untuk memberi sinyal
mengenai keadaan terang dan gelap relative dari setiap area yang distimulasi
dalam lapang pandang.
Sel-sel ganglion dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok utama: sel P dan sel M.
Sel P menerima bagian pusat lapang pandang reseptifnya dari satu atau mungkin
dua (tetapi tidak pernah tiga) jenis konus yang spesifik untuk warna
tertentu,
sedangkan sel M menerima input dari semua jenis konus. Oleh karena itu,
sel M
tidak selektif terhadap warna, tetapi sensitif terhadap kontras dan
pergerakan
bayangan pada retina.Pembagian sel P dan sel M tampaknya dipertahankan
di
keseluruhan jalur visual dan sel-sel ini terlibat dalam persepsi visual.
Saraf optikus dari kedua mata bergabung di dasar tengkorak pada struktur
yang
disebut kiasma optikum. Sekitar setengah dari setiap serabut saraf
optikus akan
menyilang ke sisi kontralateral; sedangkan setengah lagi tetap di sisi
ipsilateral
dan bergabung dengan akson-akson yang akan menyeberang dari sisi
lainnya.
Akson sel-sel ganglion yang berasal dari regio temporalis retina mata
kiri dan
regio nasalis retina mata kanan berlanjut menjadi traktus optikus kiri,
sedangkan
akson dari sel-sel ganglion di bagian nasal mata kiri dan bagian
temporal mata
kanan berlanjut menjadi traktus optikus kanan. Neuron yang menyusun
traktus
optikus akan berhubungan dengan stasiun penerus (perelay) pertama pada
jalur
visual ini: badan genikulatum lateral, kolikulus superior, dan nukleus
pretektal di
batang otak. Serabut-serabut ini yang bersinaps di kolikulus superior
dan nukleus
pretektal terlibat dalam refleks visual dan respons orientasi.Sejumlah
kecil serabut
juga bercabang di titik ini untuk bersinaps dengan nukleus suprakiasma,
yang
berhubungan dengan jam tubuh dan ritme sirkadian tubuh. Namun demikian,
sejumlah besar neuron mencapai nukleus genikulatum lateral di talamus.
Setiap
nukleus mengandung enam lapisan selular dan informasi dari kedua mata
akan
tetap terpisah, setiap kelompok serabut akan bersinaps di tiga lapisan.
Sel
ganglion M akan berakhir di dua lapisan bawah (disebut magnoselular
karena selsel pada lapisan ini berukuran relatif besar). Sel di lapisan
magnoselular bersifat
sensitif terhadap kontras dan pergerakan, tetapi tidak sensitif terhadap
warna.Sel
ganglion P bersinaps di empat lapisan atas nukleus genikulatum lateral
(dua untuk
setiap mata), yang disebut lapisan parvoselular. Lapisan ini memiliki
sel-sel yang
relatif kecil, yang mentransmisikan informasi mengenai warna dan
detil-detil
halus. Serabut dari nukleus genikulatum lateral akan berjalan ke
belakang dan ke
atas dalam suatu berkas (disebut radiasi optikus) melalui lobus
pariental dan lobus
temporal ke suatu area di korteks serebri yang disebut korteks visual primer.
Setiap sel korteks akan menerima input dari sejumlah terbatas sel di nukleus
genikulatum lateral, sehingga memiliki lapang pandang reseptifnya sendiri atau
bagian retina yang memberi respons.
2.2 Anatomi Sistem Penglihatan
1. Bagian Luar:
a. Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak
mata.
b. Alis Mata (Supersilium)
Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.
c. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang
terletak di depan bulbus okuli.
d. Kelenjar Air Mata
e. Kelenjar Meibom
2. Bagian Dalam
a. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan
bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera
(bagian putih mata), kecuali kornea.Konjungtiva mengandung banyak
sekali pembuluh darah.
b. Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada
lapisan terluar mata yang berwarna putih.
c. Kornea
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita
dapat melihat membran pupil dan iris.
d. d. d. Koroid
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki
banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen.
e. Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata.
f. Pupil
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan
kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil
mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan
menyempit jika kondisi ruangan terang.
g. Lensa
Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen
suspensori. Bentuk lensa disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih
kental(humor
viterus),
yang
bersama
dengan
humor
akueus
berperandalam memelihara bentuk bola mata.
h. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat
sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat reseptor(fotoreseptor).
i. Aqueous humor
Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea.
Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea
dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.
j.vitreous humor
j.vitreous humor
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat
transparan seperti jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada
mata dan membuat bola mata membulat.
k. Bintik Kuning
Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya
karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk
kerucut dan batang
l.Saraf Optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.
m.Otot Mata
Otot-otot yang melekat pada mata :
Muskulus levator palpebralis superior inferior.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
Muskulus obliques okuli inferior
Muskulus obliques okuli superior.
2.3 Fisiologi Penglihatan
1. Bagian Luar
1.Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari bendabenda asing.
2.Alis mata berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata
3.Kelopak mata berfungsi pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata(menutup dan membuka mata)
4. Kelenjar Air Berfungsi untuk menghasilkan air mata yang bertugas untuk Mata menjaga mata agar tetap lembab (tidak kekeringan).
2. Bagian dalam
1.Konjungtiva
Fungsi Konjungtiva melindungi kornea dari gesekan, memberikan perlindungan pada sklera dan memberi pelumasan pada bola mata. Skelera berfungsi melindungi bola mata dari
2. Sklera
Berfungsi sebagai pelindung mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya otot mata
3. Kornea
berfungsi sebagai pelindung mata agar tetap bening dan bersih, kornea ini dibasahi oleh air mata yang berasal dari kelenjar air mata.
4. Koroid
Memberi nutrisi ke retina dan badan kaca, dan mencegah refleksi internal cahaya.
5. Iris
Iris terdapat di belakang kornea dan berpigmen. Pigmen ini menentukan warna pada seseorang. mata Iris juga mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dan dikendalikan oleh saraf otonom.
6.pupil
Pupil tempat berfungsi untuk sebagai mengatur banyak sedikitnya cahaya yangmasuk kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang dilalui berkas cahaya. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina.
Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk.
7.lensa
Lensa berperan penting pada pembiasan cahaya.
8. Retina
retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik(II).
9.aqueos humor
Aqueous humor(humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata.
10.Vitreous humor(humor bening)
vitreous humor berfungsi menyokong lensa dan (Badan Bening) menolong dalam menjaga bentuk bola mata.
11.bintik kuning
Fungsi bintik kuning yang terdapat di retina pada mata Bintik Kuning adalah untuk menerima cahaya dan meneruskan ke otak.
12.Saraf optik
saraf optik memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah rangsang cahaya hingga ke otak. Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf nantinya diproses di otak. Dan Dengan demikian kita bisa melihat suatu benda.
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.
m.Otot Mata
Otot-otot yang melekat pada mata :
Muskulus levator palpebralis superior inferior.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
Muskulus obliques okuli inferior
Muskulus obliques okuli superior.
2.3 Fisiologi Penglihatan
1. Bagian Luar
1.Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari bendabenda asing.
2.Alis mata berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata
3.Kelopak mata berfungsi pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata(menutup dan membuka mata)
4. Kelenjar Air Berfungsi untuk menghasilkan air mata yang bertugas untuk Mata menjaga mata agar tetap lembab (tidak kekeringan).
2. Bagian dalam
1.Konjungtiva
Fungsi Konjungtiva melindungi kornea dari gesekan, memberikan perlindungan pada sklera dan memberi pelumasan pada bola mata. Skelera berfungsi melindungi bola mata dari
2. Sklera
Berfungsi sebagai pelindung mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya otot mata
3. Kornea
berfungsi sebagai pelindung mata agar tetap bening dan bersih, kornea ini dibasahi oleh air mata yang berasal dari kelenjar air mata.
4. Koroid
Memberi nutrisi ke retina dan badan kaca, dan mencegah refleksi internal cahaya.
5. Iris
Iris terdapat di belakang kornea dan berpigmen. Pigmen ini menentukan warna pada seseorang. mata Iris juga mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dan dikendalikan oleh saraf otonom.
6.pupil
Pupil tempat berfungsi untuk sebagai mengatur banyak sedikitnya cahaya yangmasuk kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang dilalui berkas cahaya. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina.
Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk.
7.lensa
Lensa berperan penting pada pembiasan cahaya.
8. Retina
retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik(II).
9.aqueos humor
Aqueous humor(humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata.
10.Vitreous humor(humor bening)
vitreous humor berfungsi menyokong lensa dan (Badan Bening) menolong dalam menjaga bentuk bola mata.
11.bintik kuning
Fungsi bintik kuning yang terdapat di retina pada mata Bintik Kuning adalah untuk menerima cahaya dan meneruskan ke otak.
12.Saraf optik
saraf optik memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah rangsang cahaya hingga ke otak. Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf nantinya diproses di otak. Dan Dengan demikian kita bisa melihat suatu benda.
a). Muskulus orbikularis
okuli otot lingkar mata,
fungsinya untuk menutup
mata.
b). Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
c). Muskulus rektus okuli inferior(otot mata), disekitar fungsinya untuk menutup mata.
d). Muskulus rektus okuli medial(otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan mata dalam(bola mata).
e). Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah dan kedalam.
f). Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas ke bawah dan keluar.
2.4. Mekanisme melihat adalah :
1) Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil.
2) Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya sehingga bayangan benda yang dimaksud jatuh tepat di retina mata.
3) Kemudian ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan bayangan benda tersebut ke otak.
4) Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut sehingga kita dapat melihat benda tersebut.
2.5. Gangguan/Kelainan pada Sistem Penglihatan Mata manusia dapat mengalami kelainan
Beberapa kelainan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Mata miopi (rabun dekat)
Bayangan yang Terbentuk pada Mata yang Miopi dan Jenis Lensa
yang di Pakai
Mata miopi adalah mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu
panjang. Dengan demikian,objek yang dekat akan terlihat jelas karena
bayangan jatuh pada retina, sedangkanobjek yang jauh akan terlihat
kaburkarena bayangan didepan retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi
dengan mata jenis cekung.
b) Hipermetropi (rabun jauh)
Bayangan yang Terbentuk pada Mata Heipermetropi dan Jenis Lensa
yang di Pakai
Mata hipermetropi adalah mata dengan lensa terlalu pipih atau bola mata
terlalu pendek. Objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh
didepan retina, sedangkan objek yang jauh akan terlihat jelas karena
bayangan jatuh di retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan lensa
cembung.
c) Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak rata.Misalnya lengkung kornea yang vertikal kurang melengkung dibandingkan yang horizontal.Bila seseorang melihat suatu kotak, garis vertical terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas.Mata orang tersebut menderita kelainan astigmatis reguler.Astigmatis reguler dapat dikoreksi dengan mata silindris.Bila lengkung kornea tidak teratur disebut astigmatis irregular dan dapat dikoreksi dengan lensa kotak.
d) Mata presbiopi
Mata presbiopi adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya karena betambahnya usia. Dengan demikian lensa mata tidak dapat berakomodasi lagi dengan baik.Umumnya penderita akan melihat jelas bila objeknya jauh, tetapi perlu kacamata cembung untuk melihat objek dekat.
e) Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari.Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan.Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.
f) Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada orang yang telah lanjut usia.
g) Buta Warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun.Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau biru.Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
h) Konjungtivitas (menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di bagian selaput yang melapisi mata. i) Trakoma (menular) Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular.
j) Keratokonjungtivitas Vernalis (KV)
Penyakit iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. k) Selulitis Orbitalis (SO)
Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata.
l) Endoftalmitis
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata sehingga bola mata bernanah.Kejadian endoftalmitis merupakan kasus yang sangat jarang, namun mungkin terjadi pada klien terutama setelah menjalani operasi atau pascatrauma dengan benda asing intraocular atau pada pengguna prosthesis mata.
m) Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi kelopak mata (margo palpebra). Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar minyak di tempat tumbuhnya bulu mata mengalami gangguan. Ketika kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi pertumbuhan bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata. Terdapat dua macam blefaritis, yaitu: Blefaritis ulseratif merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. Blefaritis seboreik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan.
n) Glukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
Sistem penglihatan adalah bagian dari sistem indra yang membuat organisme mampu melihat. Sistem penglihatan menafsirkan informasi dari cahaya untuk mendirikan representasi dunia di sekeliling tubuh.Mata adalah alat utama sistem ini. Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor. Saraf indra penglihatan, saraf optikus(urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam rebina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.
3.2 Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna.
Ward, Jeremy P.T dkk. 2007. A Glance Fisiologi. Jakarta : Erlangga. Wikipedia. 2013. Sistem Penglihatan (Online).Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_penglihatan[22 Oktober 2013] Anonymous. 2013. Anatomi dan Fisiologi Indra Penglihatan (Online). Tersedia : http://4sinaps.blogspot.com/2013/01/anatomi-dan-fisiologi-mata.html [23 Oktober 2013. Pearce, E.C. 2006. Anatomy & Physiology for Nurse. ( Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis). Cetakan ke-28. Alih bahasa: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT Gramedia. Wikipedia. 2013. Penyakit Mata ( Online).Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/kategori [22 Oktober 2013]
b). Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.
c). Muskulus rektus okuli inferior(otot mata), disekitar fungsinya untuk menutup mata.
d). Muskulus rektus okuli medial(otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan mata dalam(bola mata).
e). Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata ke bawah dan kedalam.
f). Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas ke bawah dan keluar.
2.4. Mekanisme melihat adalah :
1) Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil.
2) Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya sehingga bayangan benda yang dimaksud jatuh tepat di retina mata.
3) Kemudian ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan bayangan benda tersebut ke otak.
4) Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut sehingga kita dapat melihat benda tersebut.
2.5. Gangguan/Kelainan pada Sistem Penglihatan Mata manusia dapat mengalami kelainan
Beberapa kelainan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Mata miopi (rabun dekat)
b) Hipermetropi (rabun jauh)
c) Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa yang tidak rata.Misalnya lengkung kornea yang vertikal kurang melengkung dibandingkan yang horizontal.Bila seseorang melihat suatu kotak, garis vertical terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas.Mata orang tersebut menderita kelainan astigmatis reguler.Astigmatis reguler dapat dikoreksi dengan mata silindris.Bila lengkung kornea tidak teratur disebut astigmatis irregular dan dapat dikoreksi dengan lensa kotak.
d) Mata presbiopi
Mata presbiopi adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya karena betambahnya usia. Dengan demikian lensa mata tidak dapat berakomodasi lagi dengan baik.Umumnya penderita akan melihat jelas bila objeknya jauh, tetapi perlu kacamata cembung untuk melihat objek dekat.
e) Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari.Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan.Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.
f) Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada orang yang telah lanjut usia.
g) Buta Warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun.Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau biru.Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
h) Konjungtivitas (menular)
Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di bagian selaput yang melapisi mata. i) Trakoma (menular) Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular.
j) Keratokonjungtivitas Vernalis (KV)
Penyakit iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit. k) Selulitis Orbitalis (SO)
Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata.
l) Endoftalmitis
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata sehingga bola mata bernanah.Kejadian endoftalmitis merupakan kasus yang sangat jarang, namun mungkin terjadi pada klien terutama setelah menjalani operasi atau pascatrauma dengan benda asing intraocular atau pada pengguna prosthesis mata.
m) Blefaritis
Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi kelopak mata (margo palpebra). Biasanya, blefaritis terjadi ketika kelenjar minyak di tempat tumbuhnya bulu mata mengalami gangguan. Ketika kelenjar minyak ini terganggu, akan terjadi pertumbuhan bakteri yang melebihi biasanya, menyebabkan peradangan kelopak mata. Terdapat dua macam blefaritis, yaitu: Blefaritis ulseratif merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. Blefaritis seboreik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan.
n) Glukoma
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem penglihatan adalah bagian dari sistem indra yang membuat organisme mampu melihat. Sistem penglihatan menafsirkan informasi dari cahaya untuk mendirikan representasi dunia di sekeliling tubuh.Mata adalah alat utama sistem ini. Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor. Saraf indra penglihatan, saraf optikus(urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel ganglion dalam rebina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.
3.2 Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ward, Jeremy P.T dkk. 2007. A Glance Fisiologi. Jakarta : Erlangga. Wikipedia. 2013. Sistem Penglihatan (Online).Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_penglihatan[22 Oktober 2013] Anonymous. 2013. Anatomi dan Fisiologi Indra Penglihatan (Online). Tersedia : http://4sinaps.blogspot.com/2013/01/anatomi-dan-fisiologi-mata.html [23 Oktober 2013. Pearce, E.C. 2006. Anatomy & Physiology for Nurse. ( Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis). Cetakan ke-28. Alih bahasa: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT Gramedia. Wikipedia. 2013. Penyakit Mata ( Online).Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/kategori [22 Oktober 2013]
MANTAP
BalasHapusMembantu
BalasHapusbagus
BalasHapus